Sebuah kemauan. Its
all that you need to achieve things. Ya kemauan adalah hal yang kita
butuhkan untuk mencapai sebuah target hidup kita.
Masih inget man jadda
wa jadda? Nah dengan adanya kemauan kita akan memiliki sebuah tujuan hidup.
Semangat baru dalam menjalani apa yang kita ingin raih selama ini.
Bukannya tanpa bukti, -gue merasakan sendiri hal yang kita
sebut sebagai kemauan, mimpi dan konsistensi.
Beberapa saat lalu gue mengikuti sebuah pelatihan kerja di
cikarang selama lebih kurang 7 minggu. Disana, -diasrama Cikarang itu- gue
menemukan beberapa hal yang sempat hilang dari diri gue. Thanks to Allah to
show me what i’ve been missing those days.
Atmosphere dari asrama yang strict. Lingkungan baru. Kamar baru. Teman-teman dan sahabat baru. Singkat kata gue dipertemukan dengan kehidupan baru selama berada disana. Dan kesemua aktifitas baru gue itu melemparkan gue secara paksa ke kehidupan yang jauh dari comfort zone.
Tapi, -ternyata keadaan itu malah membangunkan sisi
leadership gue. Jiwa petarung gue yang entah sudah sejak kapan mati suri menjadi hidup.
Hari pertama karantina gue dipilih menjadi captain kelas. Kelas itu sendiri berisi sekitar 30 orang-an. Sebuah jabatan yang mana akan gue emban selama dua minggu berturut-turut dengan segala tanggung jawab, kedisiplinan, dan tuntutan berkomunikasi dengan cara yang tepat.
Ketiga hal itu gue pelajari sambil terpincang-pincang disebabkan kegugupan gue yang mana sama sekali gak memiliki basic seorang leader atau pemimpin.
Tapi terselip sebuah keyakinan bahwa gue bisa. Dan kemudian waktu yang berbicara.
Ketiga hal itu gue pelajari sambil terpincang-pincang disebabkan kegugupan gue yang mana sama sekali gak memiliki basic seorang leader atau pemimpin.
Tapi terselip sebuah keyakinan bahwa gue bisa. Dan kemudian waktu yang berbicara.
Dengan menjadi seorang leader selama dua minggu dari sekitar 30 an kepala
manusia dengan beragam karakter yang kebanyakan dari mereka lebih tua dan berpengalaman dari gue. Gue diharuskan memiliki segala macam kriteria
seorang pemimpin yang gue sendiri dulu gak yakin ada didalam diri gue.
Wisdom. Bravery. Honesty. Hard worker. Decicion maker.
Ya bener banget untuk sebuah umpama yang berbunyi ‘time changes
people’.
Ya hal yang sama pun berlaku buat gue.
Waktu merubah gue.
Ya hal yang sama pun berlaku buat gue.
Waktu merubah gue.
Gue yang dulu nya plin-plan jadi lebih organize.
Gue yang gampang panik. Jadi tenang dalam menghadapi situasi bahkan situasi genting sekalipun.
Gue yang khawatiran jadi berani dalam membuat keputusan. Tentunya dengan presisi.
Gue yang pemalas berubah jadi pekerja keras.
Dan man jadda wa jadda itu pun berubah menjadi sebuah hasil. Gue pun terpilih menjadi best student untuk kelas gue. (Hasil yang berbonus potongan biaya sebesar $ 250 dari $ 500).
Sebuah hasil yang sama sekali berbeda buat gue. Gue ternyata bisa menjadi yang
terbaik. Dan itu datang bukan dengan cara instan. Tempaan waktu serta keadaan
membuat gue begitu.
Gue sadar betul bahwa bukan pencapaian yang susah untuk
dicapai. Tapi konsistensi lah yang sulit untuk dicapai. Tidur gue yang Cuma 3
jam-an setiap harinya untuk belajar menuntun gue kepada terpilih gue sebagai best
student.
Gue yang merupakan seorang medioker. Yang selalu hilang dalam sebuah kompetisi intelejensi mencuat. Gue sadar, -kesadaran bahwa diri masih 'bodoh' akan membuat kita tidak cepat puas akan semua yang kita sudah capai.
Dan satu hal lagi, -yang mana sangat penting adalah- ternyata memang benar bahwa pembeda seorang individu satu dengan individu lainnya adalah sebuah usaha.
So no need to envy every success people out there cause they've done something more than what we did.
Ya usaha adalah sebuah pembeda. Pembentuk gap antara seorang success dengan yang belum.
Dan sekarang gue dengan bangga bisa melihat foto gue terpampang di Hall of fame di Cikarang sana. Tentunya bersama para orang-orang terbaik. Sebuah hal yang sebelumnya memang diam-diam gue impikan.
| 'Signature of excellence' |
| Me! |
Gue yang merupakan seorang medioker. Yang selalu hilang dalam sebuah kompetisi intelejensi mencuat. Gue sadar, -kesadaran bahwa diri masih 'bodoh' akan membuat kita tidak cepat puas akan semua yang kita sudah capai.
Dan satu hal lagi, -yang mana sangat penting adalah- ternyata memang benar bahwa pembeda seorang individu satu dengan individu lainnya adalah sebuah usaha.
So no need to envy every success people out there cause they've done something more than what we did.
Ya usaha adalah sebuah pembeda. Pembentuk gap antara seorang success dengan yang belum.
Dan sekarang gue dengan bangga bisa melihat foto gue terpampang di Hall of fame di Cikarang sana. Tentunya bersama para orang-orang terbaik. Sebuah hal yang sebelumnya memang diam-diam gue impikan.
Masih jelas tergambar di kepala ini detik-detik gue
dipanggil sebagai yang terbaik. Yang dicari selama ini oleh perusahaan tempat gue bekerja.
Suara riuh rendah tepuk tangan. Sorakan teman-teman
terdekat. Dan euforia dalam diri gue melambungkan gue saat itu. Bahkan, -kadang gue masih bisa merasakan diri gue pada situasi itu.
Hari itu. Ya tepat hari itu gue menemukan sisi lain sebuah
kenyataan. Bahwa gue bukan lah seorang pemimpi yang buruk.
Hari itu gue gak lagi bermimpi menjadi seorang pemimpin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Here you are. Now is your time to say your opinion. Feel free for it.