Jumat, 17 Februari 2012

Wabah Ngeksis di Internet.


Ngomongin soal ‘Nge-eksis di Internet’, gue adalah salah satu dari sekian banyak spesies manusia yang memiliki keinginan untuk dikenal melalui internet oleh orang banyak , bahkan oleh dunia. Huahahahaha (ketawa jahat)

Mungkin, itu juga-lah alasan kenapa gue selalu merasa kalau manusia itu memiliki suatu sifat  yang ... ummm you know- ‘selalu pengen dikenal orang’.   
  
Hari gini siapa sih orang yang gak mau di kenal? Gak ada kan?!

Contoh nyata nya adalah seperti yang gue sedang lakukan sekarang.

Ada yang tau, apa yang gue sedang lakukan sekarang ini?

A.  Ber-cocok tanam

B.  Ber-partisipasi dalam Blog Writing Competition. 

C.  Ber-boker (akh, apalagi ini bahh)

(Bagi kalian yang baru saja memilih jawaban ‘C’, gue rasa ini saatnya untuk meng-install ulang otak kalian)

Sekarang, coba dongakan kepala kalian ke arah pojok kiri atas post ini?

Nah, seperti yang kalian bisa lihat, disana terdapat banner dari AXIS kan?!

Terus kenapa?

Well, gue sekarang ini sedang mengikuti “Blog Writing Competition” dari Axis, hal seperti ini juga adalah salah satu bentuk ‘ritual’ gue dalam usaha memberitahukan dunia bahwa gue ini gak lagi tinggal didalem goa, dan masih ada di dunia ini, dengan menunjukan ke’eksis-an gue di internet. Sedaaap.

Sebegitu pentingkah menjadi seseorang yang eksis di dunia maya?

I dare to say, yes. Ini penting untuk dilakukan.

Beberapa dari kalian pasti bertanya-tanya, “Kok bisa sih, internetan jadi hal yang penting?”

Sebagai contoh kecil, dulu gue pernah nyoba untuk gak nge-update account facebook atau twitter gue dalam jangka waktu tertentu. Dan hasilnya adalah, akan ada beberapa temen gue di jejaring sosial yang akan me-mention ataupun nge-wall gue dengan kata-kata yang gak jauh dari, “Kemana aja lo woi? Masih hidup kan?”

Atau juga, “Inalillahi waina ilaihi rajiun, telah berpulang sodara kita yang bernama @ramadhankahfi / @Muhammad Kahfi Ramadhan.” Asem.

See?

Aktifitas update jejaring sosial secara tiba-tiba menjadi hal yang sangat penting dalam pergaulan belakangan ini.

Dunia maya itu ibarat jasad pengganti kita, tapi dalam bentuk virtual, gak di update ya impact nya seperti yang gue alamin tadi, dikira mati. Ngenes.

Bergabung dengan jejaring sosial juga mengindikasikan kalau kita ini gak termasuk golongan manusia GAPTEK loh (gagap teknologi, -read).

“Gak eksis, ya gak gaul”, begitu yang belakangan gue denger.

***

Berikut adalah contoh lain yang membuktikan bahwa menjadi eksis di internet menjadi hal yang terlalu penting untuk gak di lakukan.

Apa kalian masih inget sama Barry?

Ini bukan Barry Prima artis lawas berbadan kekar itu yang gue maksud. Yang gue maksud Barry disini adalah Barack Obama, si presiden Afro America pertama di negara Adidaya itu.

Saat pemilu presiden 2008 di Amerika, apa kalian tau yang dia lakukan saat itu?

“Makan bakso, sate, dan nasi goreng kah dia biar menang?”

Jawabannya adalah, dia mempromosikan dirinya melalui internet. Ya ini fakta.

Berita Obama alias Barry dalam 'meng-eksiskan diri' melalui media internet saat pemilu bisa kalian baca disini.

Dan belum lama ini, Obama juga meluncurkan kampanye pemilihan Presiden untuk periode 2012-2016 di YouTube dan Facebook.

Canggih gak tuh?

Bahkan orang berpengaruh selevel Obama-pun sampai menggunakan jasa internet untuk memuluskan ‘promosi dirinya’ sebelum pemilu disana.

***

Hal itu juga berlaku buat gue. Seperti yang udah gue bilang, gue yang semi manusia ini-pun memiliki semacam ego untuk eksis, dan dikenal orang banyak, bahkan dengan melalui aib sendiri, seperti yang rutin gue umbar-umbar di blog gue ini.

Blog gue ini sekarang jadi semacam kotak penyimpanan aib yang gue simpan 'rapi', untuk kemudian disebar-sebar ke orang banyak. Peng-eksposan aib gue didalam blog, juga bisa di bilang memiliki latar belakang untuk menjadi eksis, walaupun cara-nya agak sedikit ekstrim.

Di Facebook, juga hampir setiap hari gue update status. Ini udah jadi semacam ritual harian yang gue lakukan secara rutin.

Update statusnya-pun beragam.

Dimulai dari hal-hal yang gak penting seperti, “damn, gue barusan lupa cebok lagi,

Sampe update status yang berisi kata-kata mutiara yang gue rasa bagus. (kata yang gue maksud disini adalah kata mutiara yang menurut gue bisa bikin gue ngerasa ganteng setelahnya).

Di dunia Twitter Land atau yang lebih dikenal dengan ‘T.L’, gue terkadang suka juga melakukan hal absurd, dengan cara nge-tweet  hampir di setiap menit, seperti ;

@RestoAnu, lagi makan sushi neh”, 1 minutes ago.

Ehh, ternyata sushi itu ikan ya?”, 2 minutes ago.

“Sushi yang isi combro ternyata enak juga yah?”, 3 minutes ago.

Besok-besok coba sushi yang isi ketan item aahh”, 4 minutes ago.

Begitu terus sampe kiamat.

Hal diatas gue lakukan masih dengan tujuan yang sama, cuma pengin tetap eksis di internet.

Berlebihan? Gak sama sekali.

Gue bahkan pernah liat langsung ada orang yang update status dan nge-tweet lebih dari S.U.H manusia secara umum. (Bagi yang belum tau, SUH ini singkatan dari Standar Update Harian, sederajat lah sama SNI helm yang itu).

Dan ketika mereka gak tau mesti nulis status apalagi, maka akan keluarlah sebuah update atau tweet yang selalu ngebuat gue pingin mecahin layar tivi tetangga pake kepala gue.
            
Status itu adalah, “Duh, gak tau mau nulis status apalagi nehh”,

Dan setelahnya mereka akan me-like sendiri status mereka ini. (Sumpah, ini beneran pernah gue liat).

***

Berikut adalah cara lain bagaimana seseorang bisa tetap eksis di internet, yang belum lama terjadi di sekitar gue.

Jadi gini, belum lama ada temen SMA gue yang menikah, Rina nama nya.

Kalian tau bagaimana cara dia menyebarkan berita bahagia pernikahan nya tersebut? (Bagi kalian yang barusan mikir dia nyebarin undangan-nya dengan naik seekor elang atau naga terbang, gue saranin kalian untuk mengurangi intensitas menonton sinetron laga, dan periksa lagi keadaan otak kalian secepetnya).

So, kalau dia gak pake jasa elang sama naga, apa yang dia lakukan kemudian?
Yup, betul sekali saudara-saudara, dia menggunakan salah satu fiture yang di sediakan di Facebook yang dinamakan upcoming event untuk menyebarkan undangan pernikahannya.

Jadi, dari sana-lah dia meng-invite semua teman, keluarga dan kolega nya untuk menghadiri wedding-nya.

Bagi gue sendiri, cara ini jadi semacam short-cut buat memukul budget. Dan ya, cara ini ternyata cukup efektif dan tentunya tetap bisa menjaga ke’eksis-an dia di dunia maya.

Peran jejaring sosial seperti twitter dan facebook dewasa ini sudah sangat memiliki andil dalam penyebaran berita, salah satunya adalah penyebaran berita pernikahan seperti yang temen gue lakukan tadi.

Jejaring sosial bisa memberikan informasi yang sangat cepat, melebihi kecepatan dari seorang dalam menuliskan berita. Walaupun, informasi yang ada biasanya gak detail dan menyeluruh, karena kebanyakan informasi yang di share melalui sosial media biasanya cuma berupa pemberitahuan aja.

Hal ini juga gak terlepas dari para artis yang memiliki account twitter beserta isi kicauan di account mereka, yang secara gak langsung semakin memudahkan pekerja media dalam mencari berita.

Gak sedikit kok artis di Indonesia bahkan dunia yang suka melakukan klarisifikasi atas suatu kejadian melalui media ‘burung biru’ (baca : via twitter).

Dengan adanya hal itu, yang dilakukan oleh pekerja media selanjutnya adalah hanya tinggal mengutip setiap tweet sang artis aja, sambil kakinya ditaro di atas meja. 

Santai abis.

Dan gak sedikit juga kok masyarakat di Indonesia yang menggunakan jejaring sosial sebagai bentuk persatuan menentang hal yang dirasa salah. Melalui facebook misalnya.

Masih pada inget gak sama kasus pencurian sendal waktu itu?

Setelah kasus pencurian sendal itu, kemudian gak lama muncul account yang bernamakan 'Gerakan Sejuta Sendal' di facebook kan?!

Account ini dibentuk untuk menentang hal terkait yang dianggap gak adil. Dan ini juga merupakan sebuah bukti kuat, bahwa jejaring sosial yang biasanya digunakan untuk sekedar ‘nge-eksis’ sekarang juga seperti mempunyai sebuah ‘power’ tersendiri.

Gue pernah coba tanya temen deket gue, perihal kenapa penyebaran suatu info beberapa tahun belakangan kebanyakan selalu berbasis jejaring sosial.

Dan jawaban temen gue itu sangat simple, dia cuma bilang ;

“Ini jaman-nya twitter bro...”, begitu yang gue denger dari temen gue.

“Mungkin memang seperti itu keadaannya saat ini”, begitu fikir gue.
            
 ***
Internet sekarang ini jadi semacam pihak ketiga yang mengetahui segala hal, setelah Tuhan dan kalian sendiri tentunya.

Gue gak berlebihan, fenomena jejaring sosial memang udah merebak dimana-mana.(ini jejaring sosial apa bau ketek sampe merebak segala?)

Coba deh kalian tanya setiap orang yang kalian temui dijalan, apakah mereka memiliki account facebook atau twitter?

Gue berani taruhan, kalau seengganya mereka akan punya salah satu account, atau mungkin keduanya.

Pedagang ketoprak langganan gue aja punya kok yang namanya account Facebook, meskipun namanya agak susah gue baca dengan mata telanjang.

Ini bukan karena gue buta huruf tentunya, ini lebih karena accountnya menggunakan Font Alay Times Roman, jadi gue agak bingung aja ngebaca nama account pedagang ketoprak langganan gue itu.

Pas gue tanya kenapa dia sampe buat account Facebook, dia cuma jawab, “ini sih buat silaturahmi aja mas, kan gampang buat cari temen lama lewat Pesbuk' (ya, begitu lah cara dia menyebut Facebook)

Dari jawaban polos itu, yang bisa gue tangkep adalah, setiap orang butuh untuk bersilaturahmi, meskipun cuma melalui media sosial media seperti facebook atau sosial media lainya.

Dan dengan gak punya account jejaring sosial di jaman ini, mungkin akan ada banyak orang yang mengira kalau kita udah di telan bumi, atau mungkin di anggap udah di culik  sama Godzilla atau Si Komo, entah bagaimana ceritanya.

Begitu lah yang point lain yang bisa gue tangkep.

Kebutuhan manusia akan internet memang udah gak terbendung lagi belakangan ini.

Dunia maya sekarang ini udah jadi semacam dunia pelarian bagi para ABG, tentunya dengan segala status galau mereka yang bisa kalian lihat di setiap sudut jejaring sosial.

Status mereka (para ABG galau itu, -read), kebanyakan selalu berisi pertanyaan-pertanyaan galau penuh depresi seperti;

Kenapa sich hidup ini selalu gak adil buat gueeehh?”,

Atau, “kenapa gue harus pacaran, kalau nantinya bakal putus juga? Kenapaaaa???

Atau bisa juga, “Kenapa gue sembelit melulu belakangan ini yaolooooh???

Galau parah kan? Ya tapi mau gimana lagi, begitulah mereka.

Dan bagi para jomblo yang kesepian, yang cuma bisa melukin guling sambil makan beling setiap malem minggu, dunia maya merupakan sebuah wadah curhat dan berkeluh kesah mereka. (ini kenapa jadi pada ngelirik gue semua? gue ini single, beda sama jomblo) *Ngeles*

Yup, begitulah, bagi para jomblo, internet udah jadi semacam pacar baru. Pengganti pacar yang mereka gak punyai selama ini. Ironis.

Para jomblo akan sering banget meng-update account mereka setiap harinya, apalagi kalau udah malam minggu, kerjaan satu-satunya dari para jomblo itu ya melakukan update status. Yang isinya gak jauh dari;

Gak perlu lah gue pacaran, itu cuma ngabisin waktu aja, lagian pacaran itu kan dosa...”,

atau, “Malem minggu itu buat gue ya sama kaya malem yang lain, sama sekali gak spesial tuh...”,

atau bisa juga, “Gue single and Gue happy”.

Padahal, dibalik setiap update ‘Gue single and Gue happy’ mereka itu, terselip sebuah kenyataan, kalau sebenarnya mereka butuh lebih dari sekedar guling  penuh iler, ataupun beberapa bungkus cemilan di setiap malam minggu untuk menemani mereka. Karena yang mereka butuhkan sebenarnya adalah CINTA. Sedaaaap.

Dunia maya juga sekarang udah bagai sebuah ‘buku tak bersampul’ yang murah bagi setiap orang. 
Disana beragam ilmu berkumpul dan membaur. Setiap orang di berikan kesempatan yang sama untuk mengakses internet, tinggal bagaimana kita mengoptimalkan penggunaannya saja.

Akses hal positif, atau buang-buang waktu untuk hal yang gak penting” begitu bunyi pilihannya kurang lebih.

Dan yang terakhir, bagi gue internet bahkan bisa dibilang sudah menjadi sebuah saksi bisu perjalanan pribadi seorang individu setiap harinya. Karena seorang individu kebanyakan memperlakukan account jejaring sosial mereka layaknya buku harian mereka.

Karena semenjak internet ada, semua hal yang kita alami seketika jadi terlalu seru buat disimpen sendiri, dan internet lah tempat kita menumpahkan segala hal yang ‘terlalu seru’ itu.

Belakangan gue malah merasa,  kalau kita (para manusia, -read) berasa seperti amfibi yang hidup di dua dunia, yaitu di dunia nyata dan dunia maya.
Dunia maya is our second living place. Aseekkk
***

Oh iya, berhubung gue juga diharuskan untuk mengemukakan sebuah ide yang masih segar dan juga masih berhubungan dengan tema menjadi eksis dengan internet, ini dia beberapa ide yang sempet terlintas di kepala gue ini ;
Ide pertama : Karena gue memiliki minat lebih pada dunia tulis menulis, so ide ‘masa depan gue’ adalah dengan membentuk sebuah forum pencinta novel.
            
Weiitts tunggu dulu, ini bukan forum biasa tentunya, karena setiap member didalam forum akan diikut sertakan dalam membentuk cerita di forum electric pecinta novel gue itu, dan kemudian membuat suatu karya cerita bersama-sama.

            Ini akan jadi semacam karya novel hasil ‘gotong royong’.

           Jadi di setiap minggunya akan ada semacam spoiler terusan dari kerangka novel yang ada dari semua member, dan spoiler terbaik akan di vote dan di olah kembali dengan secara bersama-sama.

            Mengenai hak cipta, akan menggunakan nama forum. Dan pemasukan akan digunakan untuk melakukan melakukan semacam acara temu jumpa, dimana akan diundang beberapa penulis profesional untuk membagi ilmu nulis. So, kita bisa saling share ilmu tulis menulis disana. Asik kan?

So, dengan adanya forum ini, gak akan ada lagi gap antara penulis dan pembaca nantinya, karena yang ada hanyalah, individu-individu kreatif penuh karya.

Apa alesan gue membentuk forum ini?

Ini karena gue sangat percaya, bahwa setiap individu punya sebuah labirin kreatifitas tak terbatas disetiap simpul otak nya. Dan satu orang kreatif adalah tidak lebih baik dari sebuah kumpulan manusia kreatif dalam berkarya.
           
 Bisa kalian bayangkan karya ‘gila’ seperti apa yang akan lahir kemudian? (kurang nge-eksis gimana lagi kalau udah gitu?) hehehe

Ide kedua yang sempat terlintas di kepala gue ini adalah sebuah ide yang datang karena pengalaman gue sendiri selama tinggal di apartment saat magang selama 6 bulan di Malaysia.
            Selama masa tinggal gue di sana, jujur gue jadi agak kerepotan untuk mengawasi semua barang-barang gue seperti laptop, dan perangkat lainya, yang gue harus tinggal di dalam apartement selama gue magang.
            Gak adanya orang yang gue kenal disana merupakan kendala utama gue. Gue tentunya gak bisa menitipkan barang-barang gue itu kesembarang orang, sekalipun mereka adalah member satu apartment juga, karena mereka juga sebetulnya adalah orang asing yang baru gue kenal dalam jangka waktu beberapa bulan aja.
Dengan adanya hal itu, gue jadi suka gak fokus selama magang, karena selalu kepikiran terus sama semua barang yang gue tinggal di kamar.
Jadi, keadaan yang gue alami saat itu memaksa gue untuk memutar beberapa sekrup di otak gue ini, yang udah mulai karatan karena jarang gue gunakan selama ini. 
            Dan terlintas lah sebuah ide di kepala gue yang isinya otak kanan semua ini, untuk memanfaatkan sebuah fasilitas yang kebetulan sudah ada di sekitaran apartment, yang jarang gue perhatiin apalagi untuk gue gunakan.
Fasilitas ini bukan kamar mandi perempuan atau ruang penyiksaan bawah tanah seperti yang kalian fikirkan, fasilitas yang gue maksud disini adalah CCTV.
            Terus pertanyaanya, “apa yang akan gue lakukan dengan CCTV itu?”
            Oke akan gue jelaskan ide gue itu.       
            Ide gue adalah, untuk memanfaatkan fasilitas CCTV yang berada di sekitaran apartment untuk di koneksikan ke handphone gue, entah bagaimana caranya. Dan pengaksesan ini hanya bisa dilakukan dengan beberapa tahapan pengamanan seperti password. 
            Hal ini juga gue harap bisa dikembangkan dengan melakukan peluasan koneksi. Yang gue maksud dengan perluasan koneksi disini adalah, video hasil sambungan dari CCTV ke handphone gue itu akan bisa juga gue share ke komputer pengawas security, in case kalau terpantau adanya orang yang berniat jahat disana.
            Dan sebagai tambahan, gue juga berencana untuk menambahkan fiture record juga tentunya untuk memperkuat pengamanan.
            So gue gak perlu lagi mikirin yang namanya robber atau penyamun (dalam bahasa Malaysia) selama gue magang, dan gue jadi bisa lebih fokus melakukan magang gue disana.
            Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana gue bisa mengaplikasikan hal itu ke kehidupan nyata?
            Well, untuk hal ini, cuma Tuhan dan para I.T yang tau. Hehehe
            ***
Sebenarnya, cara agar tetap eksis itu adalah bukan dengan rutin membuat suatu update, atau bahkan rutin menghasilkan sebuah karya, ini lebih karena cara  agar tetap eksis yang sebenarnya adalah dengan cara membuat suatu karya yang benar-benar bermutu.
Karena sesungguhnya, kuantitas gak lebih baik dari kualitas, hal itu berlaku juga untuk karya.

Iya gue tau kok, akan butuh waktu yang gak sedikit dalam membuat sebuah karya yang bermutu, dan waktu yang banyak itu juga berbanding lurus dengan budget yang akan dihabiskan.

Tapi, gue juga tau solusinya. hehehe

Ditengah keramaian penggunaan dunia maya belakangan ini, AXIS memberikan kita (para peseluncur dunia maya, -read) sebuah kemudahan  untuk berkarya tanpa perlu khawatir dengan masalah budget, kemudahan ini dinamakan;

‘Internet Untuk Rakyat’.
            
Dilihat dari tag line-nya aja udah bisa terefleksi bagaimana bersahabatnya harga yang ditawarkan oleh AXIS.

            Dengan adanya fasilitas ‘Internet Untuk Rakyat’, kalian akan bisa selalu fokus berkarya dan tetap eksis dengan internet, entah apapun karya yang kalian buat. Tentunya, tanpa perlu khawatir dan takut mengenai uang yang harus di habiskan selama berseluncur di dunia maya, karena harga paket internet yang ditawarkan AXIS kali ini bener-bener gak pandang bulu.

Berikut penjelasan harga paket internet yang ditawarkan AXIS (yang bisa kalian lihat juga di http://duniaaxis.co.id/) ;

Here's the hero package for internet surfer like us that AXIS offer
Seperti yang bisa kalian lihat di atas, Axis kali ini mempunyai 2 program internet unlimited.

            Paket unlimited yang pertama adalah internet sepuasnya dengan masa 100mb kecepatan, dan kita hanya harus membayar Rp. 9.900 dan selanjutnya jika masa kecepatan habis, kita juga bisa mendapatkan unlimited. (Gimana? Harga segini gak lebih dari uang saku kalian sehari kan?!)

Paket kedua yang di tawarkan AXIS adalah sebuah package internet untuk satu bulan, di mana kita hanya harus membayar seharga Rp. 29.900 aja,  dengan paket pemakaian wajar sampai 400mb, setelah itu kita juga bisa mendapatkan unlimited dari Axis. (Yang ini lebih gila lagi, 29.900 buat internetan sebulan? Ini pasti mimpi).

Weits, tunggu dulu, ini bukan mimpi, ini adalah sebuah bentuk pengertian provider akan keperluan browsing.
Ini semua karena, Internet ya Untuk Rakyat.        
            
Makasih Axis.
 

5 komentar:

  1. @Iwan Sumatri iseng aja ko ini
    amin, tapi masih perlu banyak belajar ko hehe

    BalasHapus
  2. Hahaha, may the best man wins. hehe

    Good luck gan!

    BalasHapus
  3. Hahaha yes, lets compete bang *sambil sujud ala murid ketemu guru hehe

    Thanks bang Tirta, i'd really need that 'LUCK' since you joined the competition huehehe

    Good luck juga bang :D

    BalasHapus
  4. Lengkap sudah ceritanya, gokil.. haha.. :D sukses gan.. ^_^

    BalasHapus
  5. @Srulz : makasih gan, AMIN :)

    sering-sering nyasar yah kesini gan huehehhe

    BalasHapus

Here you are. Now is your time to say your opinion. Feel free for it.