Jumat, 10 Februari 2012

Hari pertama di Malaysia


 

Tahun lalu, gue berkesempatan buat magang di negara tetangga selama 6 bulan, terhitung dari bulan Maret sampai pertengahan Agustus


Tepatnya negara tetangga yang gue maksud disini adalah sebuah negara tempat kelahiran dua anak kembar identik penderita penyakit pembesaran kepala (hidrocepalus) yang bernama Upin Ipin. Yup Malaysia.


Gue menetap selama 6 bulan disana. Selama masa tinggal, gue menemukan banyak pelajaran hidup yang cuma akan didapet dengan cara merantau, sama seperti apa yang gue dapet saat gue menetap di bintan selama 6 bulan.

Bagi kalian yang belum pernah ngerasain sensasi hidup sendiri di sebuah tempat yang asing dan jauh tanpa keluarga dan sanak saudara apalagi tanpa Ki Sanak (sang pendekar yang belakangan ini santer digunakan dalam pergaualan). Kalian gue sarankan untuk merantau.

            

Kenapa mesti ngerantau? 


Berikut jawaban versi gue (bukan on the spot)

1.     Kalian akan belajar hidup


2.     Kalian akan belajar bagaimana bersosialisasi yang efektif (secara gak ada yang kalian kenal)


3.    Kalian akan belajar menghargai hal-hal kecil. Seperti menghemat makan, menghemat pemakaian baju.


4.     Dan kalian akan bisa hidup bebas disana. Huahahaha (ketawa jahat)



(barusan gue lagi agak bener) 

Sehari sebelum penerbangan ke Malaysia jujur gue jadi sedikit agak panik, sempet kepikiran buat ngebatalin magang disana. 

Ini bukan karena gue belum bayar tiket pesawat atau biaya lainnya. Ini lebih ke gue nya yang takut aja nanti disiksa, dianiyaya sampe disetrika sama orang sana kaya tenaga kerja Indonesia yang sering gue denger diberita.


Tapi berhubung udah di ujung, gue udah gak bisa ngebatalin keberangkatan gue, apalagi secara sepihak. 


Ibarat pepatah, gue ini bagai "cebok dengan menggunakan air raksa".  

Gak usah komentar, gue emang gak pinter milih kata.


*garuk-garuk tanah*


Sampe sana ternyata berbeda. Ternyata gak semua orang disana berlabel tukang setrika. Gue menemukan beberapa temen eh kawan (dalam bahasa Malay) yang baik dan mensupport gue selama magang

Mereka kebanyakan men-support secara moral, moril dan tentu saja secara materi huahahahaha (ketawa jahat lagi).


Selama berada disana, gue dikasih apartment untuk ditinggali dan gue juga berkesempatan buat pergi berkunjung ke Lost World (ini semacem Dufan nya Malaysia). 

(Ini gambar penampakan apartment gue.)

(ini adalah Alpine Village Apartment, saksi bisu perjuangan cecunguk seperti gue ini dalam merantau)


(yang ini kolam renang favorite gue (gratis soalnya), yang kebetulan berada tepat dibelakang kamar gue)
***
(ini yang namanya Lost World)


(ini gue sedang berfoto bersama anggota keluarga yang hilang "anak kembar tiga")



***


Terus gue juga sempet nonton Chelsea FC tanding. (ini Club bola favorit gue yang kebetulan lagi ngadain tour Asia). 


 Ini photo otentiknya

(ini tiketnya yang gue beli dengan uang saku hasil magang)
(ini gambar gue, bukan gambar tukang sapu stadion di Bukit Jalil)

(proudly hold the Blue Flag)
(ini Fernando Torres in action, (Torres yang baju biru ya, bukan yang warna kuning itu)


AKAN TETAPI, yang jauh lebih penting adalah, disana gue belajar toleransi dalam perbedaan agama (karena gue sekamar sama temen yang beda keyakinan, Jerry Samara). Cuma satu yang mau gue bilang, perbedaan itu indah men, serius.


Yeah i was just  so lucky for that..


Hari pertama dateng gue yang sok kenal sok deket langsung dapet temen baru, Rizal namanya. Rizal ini adalah salah satu dari banyak orang Malaysia yang menganggap lagu cari jodohnya Wali Band sebagai lagu yang keren. Jujur gue sampe sekarang masih gak nemu letak keren Wali dimana. (sekilas fakta : lagu Wali disana ngetop abis)


Setelah tukeran obrolan yang gak lebih dari basa basi, gue kemudian ngajakin kawan malay gue itu buat belanja (baca:jajan) rokok  di kedai yang kalau di Indonesia kita sebut warung.

Berhubung gue belum nukerin uang Rupiah hasil tabungan gue ke dalam bentuk Ringgit, gue dengan berat hati harus meminjam uang ke temen Malay gue ini. Ya hari pertama gue di luar negeri ditandai dengan gue NGUTANG.


Hebat.

Keluar dari apartement gue rizal dan temen sekamar gue Jerry langsung menuju kedai yang gak terlalu jauh jaraknya (gue kira begitu tadinya).

Setelah betis gue yang berlemak ini mulai terlihat six-pack, tepatnya satu blok sebelum gue sampe di kedai tujuan, gue samar-samar ngedenger sesuatu yang bunyinya agak familiar


''Mariii bang...

Mariii bang...

Mariii bang !!''


Berhubung gue masih agak jet lagged gue jadi agak lemot mikirnya.

Tapi semakin gue melangkah suara misterius ‘mari bang itu semakin jelas.

Gue mulai curiga, ''apa jangan-jangan di hari pertama kedatangan gue di Malaysia si Rizal itu langsung ngajak gue ke kedai prostitusi buat sekedar beli rokok?''.

Gue yang dipesenin sama nyokap buat gak macem-macem jadi serba salah. Ikut salah, nolak yaaa....nevermind itu gak penting. hehehe


Tepat di ujung blok, tepat setelah gue melewati belokan, gue akhirnya tau asal suara yang sempet gue kira sebagai sebuah kedai remang-remang tadi.

            Suara itu dateng dari sumber yang jauh dari yang sempet terlintas di kepala ini.


Suara itu ternyata berasal dari beberapa orang pegawai kedai makanan dan mereka semua adalah pria India dewasa.

Gue agak kecewa sih setelah tau kalau itu ternyata bukan kedai prostitusi, ehh keceplosan. hahaha


Seperti yang gue bilang, suara mencurigakan itu ternyata berasal dari beberapa orang India yang memang bekerja di kedai makan yang nantinya bakal jadi favorite spot gue selama di Malaysia.


Dan suara mari bang tadi merupakan cara mereka menarik pelanggan. Cara yang sama kaya yang dilakuin didunia prostitusi.


Bedanya yang bilang mari bang kali ini bukan cewe melainkan pria india dewasa yang berkulit hitam legam, berbewok, berpeci, dan entah kenapa, bagi gue mereka semua terlihat serupa, ya dimata gue ini mereka mirip semua.


Setelah melangkah sekitar sepuluh meteran dari belokan ujung blok tadi, akhirnya kami sampai di sebuah kedai yang bernama Kedai Mamak'.


Sejauh yang gue tau, arti dari kedai mamak' ini adalah kedai milik orang India muslim. Setiap kedai mamak di Malaysia di miliki oleh orang india muslim dan berarti makanan yang disediakan halal semua. Horeeee (suara anak SD)


Dari awal dateng, gue dan kedua temen gue itu langsung di hampiri oleh seorang pelayan India yang bilang “nak makan ape bos?


Gue yang masih belom jago buat cuap-cuap dalam bahasa Melayu sempet mikir, “ini pelayan sok tau banget sih, orang gue mau beli rokok di bilang mau beli kue ape.”


Pas gue baru mau bales pertanyaan si pelayan kedai yang sok tau itu si Rizal memotong.


Kami nak belanja ciggarete je’, tengok dulu lah makan atau tak” yang artinya (kita dateng buat beli rokok aja, mungkin nanti makan kali) kurang lebih begitu translatenya huehehe


Setelah bilang, ''kalau nak order inform je'' (translate ke Indo => kalau mau pesen ngomong ya cuy) si pelayan pun kemudian melangkah pergi.


Gue cuma bisa ngangguk-ngangguk aja.


(Sekilas info : dipercakapan ini dan percakapan lainya, gue cuma akan menjadi pembicara pasif dan lebih menggunakan body language saja).


Gue yang memiliki tujuan untuk membeli rokok, langsung berlalu ke arah counter di sudut kiri pintu masuk yang di jaga oleh seorang India senior yang terlihat paling tua diantara orang India lainnya, gue kesana temani oleh Rizal, sedangkan Jerry langsung milih langsung duduk buat ngaso, setelah jalan cukup jauh dari apartment ke kedai. (Jaraknya gak kurang dari 750 meter).


Rizal yang punya cukup banyak temen Indonesia cukup fasih dalam berbicara ke gue, dan itu sangat memudahkan gue dalam berhadapan dengan orang-orang India di kedai ini dalam usaha membeli sebuah rokok.


Tips #1, berteman lah dengan orang yang pinter berbahasa dan sudi buat di utangin.


Dan berikut adalah percakapan diantara Gue (yang make bahasa isyarat) , Rizal dan Pak Cik' Sang penjaga counter tempat gue membeli rokok.


Pak cik : nak belanja ape? (sambil menatap ke gue)


Gue : (dalem hati) akh shit lagi-lagi gue di kira mau beli kue ape.


Rizal : (mengerti kedaan, dia kemudian bilang) Fi tadi dia tanya, kau mau beli rokok apa type? (translate : nak rokok ape?).


Gue : *Pointing at Marlboro ciggarete* (menunjuk marlboro)


Rizal : Marlboro ke?


Gue : Mengangguk (ini daritadi gue sok imut banget ya, sok diem gitu)


Rizal : Ummm, Pa cik’ marlboro one.


Pak cik : Marlboro yang ape warna?


Gue : (dalem hati) waduh bagaimana cara nya gue bilang kalau gue pengen beli Marlboro yang warna merah

*Setelah berusaha (menggunakan bahasa isyarat). Akhirnya gue beli rokok malboro merah juga*


Tapi apa kalian tau berapa harga rokok disana?

10 ringgit.

Buat yang belom tau, 10 Ringgit kalau di Indonesia-kan adalah sekitar 30 ribu-an. Mahal. Kalau beli rokoknya di warung di pengkolan lampu merah di Indonesia, gue udah bisa dapet 3 bungkus rokok dengan nominal yang sama.
Berhubung gue udah keburu megang rokoknya, dan bakal malu kalau ngembaliin lagi. Gue terpaksa ambil rokoknya.

''Kau kena jimat tu ciggarette bro'' si rizal ngomong.

''Hahh JIMAT? (gue pengen nyantet siapa emangnya pake jimat segala?)

''ehh saya silap cakap, kau tak de paham melayu this time, maksud saya kau harus hemat pake ciggarette itu''

gue (dalam hati), ''ohhh jimat itu hemat yah?''

''Ya rokok ini memang harus gue hemat'' itu yang gue fikirkan kemudian setelah menggenggam bungkus rokok marlboro bergambar organ tubuh manusia yang rusak itu. 
contoh gambar

(Hiii Serem...)
 
(P.S : setiap rokok disana berlampirkan gambar organ-organ tubuh yang rusak akibat merokok, yang entah kenapa gak ngaruh buat gue ini. Dan mungkin gambar ini jugalah yang membuat rokok ini menjadi lebih mahal  daripada rokok di Indonesia, karena disetiap bungkus rokoknya di kasih gambar).

Pas awal masuk kedai kerjaan gue satu-satunya adalah celingak-celinguk. Gue udah kaya seorang teroris yang lagi kebingungan buat naro bom, di wastafel wc, di penggorengan, apa tempat counter rokok tadi?(karena harganya mahal).

Mungkin celingak-celingak gue ini disebabkan karena gue terlalu exicted dikelilingi oleh pelayan-pelayan kedai yang semuanya adalah orang India. Darah Bollywood gue seakan kembali mengalir. 

Ya gue jujur, dulu gue ngefans sama film india.

Dan yang gue rasakan pada saat itu adalah, "GUE PENGEN BANGET JOGET", entah kenapa. Mungkin ini efek di kelilingi oleh orang india.

Celingak-celinguk gue bukannya tanpa hasil. Gue berhasil menemukan beberapa keunikan-keunikan dari kedai ini.

Pertama, kedai makan ini di lengkapi dengan kamera CCTV di setiap sudutnya.
 Yang bikin gue jadi jaim selama berada di dalam kedai. Maklum gue kan banci CCTV (penyakit narsis terbaru).

Kedua, semua penjualnya adalah orang india yang secara berkala selalu meneriakan kalimat, ''marii bang...marii bang''

Ummm well gue udah cerita hal ini sebelumnya.

Dan yang ketiga adalah isi menu mereka yang agak 'berbeda'.
           
Dipapan menu yang mereka gantung disudut atas tembok, ada sebuah papan yang bertuliskan ‘MENU LAZIM’(menu yang gak lazim kaya apa ya?).

Tepat dibawahnya tertera menu-menu makanan dan minuman yang mereka jual, yang beberapa terdengar aneh buat gue.

Gue baca satu persatu menu yang tertera, dan ini dia menu makanan dan minuman yang agak 'berbeda' yang masih gue inget :


a)     Nasi : 


1.      Nasi Lemak (nasi uduknya malaysia),

2.      Nasi Briani (mungkinkah ini Brian Westlife yang merintis usaha nasi ini? Well no one really know)

b)    Telur : telur mata kerbau berkicap (telur mata sapi versi sana)

c)     Mie : maggie goreng, mee rebus, mee hun,


d)    Murtabak (mungkin sodaranya si martabak, kemungkinan sepupu jauhnya),

 
e)     Roti :
1. Roti canai (roti india),
(ini penampakan Roti canai (roti India)


2. Roti tisu (ini bukan tissue dikasih meses ya, ini versi lain dari roti canai)

3. Roti bom (serius ini beneran ada, mungkin roti yang ini dulu dibuat sama almarhum Nurdin M Ngetop yang itu kali)

f)      Rojak (ini mungkin maksudnya rujak kalau di Indo)

g)     Dan beragam jenis nasi goreng yang namanya gak pernah gue denger sebelumnya seperti :

1. Nasi goreng USA, 

(ini bentuk perwujudannya)
2. Nasi goreng Kampung, 

3. Nasi goreng Thai (pengucapan yang salah akan berdampak ke perubahan arti dan selera makan anda, mohon untuk lebih teliti)

Sedangkan untuk menu minuman lebih aneh lagi bagi gue.

Mereka gak menyajikan minuman basi seperti yang kalian fikirkan, hal aneh dari menu minumannya adalah penulisannya, seperti :

a)     Tea ais kurang manis, Coffe kurang manis,

b)      Tea kurang panas, dan Coffe kurang panas.

c)      Mereka juga menjual Susu kurang lemak, dan Yogurt kurang lemak.

d)      Dan yang terakhir, yang paling parah, mereka juga menjual AIR KOSONG.!!


(ini air kosong yang ternyata adalah air putih)

Gue sempet mikir kalau kedai tempat gue berada saat itu adalah kedai yang nauzubillah pelit, air kosong disajikan, jual teh dan kopi juga kurang manis.

            Setelah bertanya ke temen Malaysia gue yang tadi (Rizal), gue pun akhirnya tau arti dari menu makanan yang tertera di papan besar itu. Gue pun akhirnya memesan tea ais ( teh tarik) untuk menemani menyeruput rokok marlboro di tengah kedai yang sibuk itu.

Dan setelah menghabiskan segelas Tea ais (teh tarik) dan membakar beberapa batang rokok, gue pun akhirnya memutuskan untuk langsung kembali ke apartment karena besok adalah hari magang pertama gue.

Dan sebelum balik gue sempetin buat mesen dua porsi roti canai untuk gue makan saat b’fast nanti (dengan ngutang sama Rizal lagi tentunya huahuahuahua).

10 komentar:

  1. kakakk!!!! liat thu foto apartment kita dulu jadi kangeeeeeeeeennnn! T.T
    dan secara jujur sy mau kesana lagiii......:)
    suatu saat nanti PASTI ! tp bukan untuk kerja pastinya....:)) untuk mengenang memori" kenangan kita dulu disana....:)
    sejujurnya kak, gw ngakak GILAAA!! hahahah......apalagi pas "mariii banngg." wakakakak....
    gw kesel ma salah satu tukangnya tau kak, gr" masa dia blg ke thurai gw makan disitu 2 piring nasi goreng ayam.....>.<
    dan saya usulkan buat cerita ttg gw, gadis, dan jerry donk kak....:)
    okeh!
    karyamu satu ini SUCCESS!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih ya kalau suka heheh
      iya nanti gue juga niat buat dateng kesana lagi pret (tapi pure sbg turis aja) heheh

      hah serius? lo pernah dibilang makan 2 piring ? hahha bocor juga ya pelayan kedainya hahahah, tapi emang bener gitu sih *ngomongnya pelan2* hahah

      cerita kalian lagi gue pengen buat, sekarang gue lagi mencoba mengingat semua aib kalian selama disana ahaha

      anyway,commentnya panjang juga ya? hehehe

      Hapus
    2. ahh pret gk mungkin org itu bohong soal bilang ke thurai lo makan 2 piring wkwkwkwk :P peace iya gw jg ngakak yg pas bagian "mari bang"

      Hapus
    3. @Gadis. hahaha berarti 2 piring itu FAKTA ya?

      "mari bang,mari bang" haahahha

      Hapus
  2. gw sih gk bisa meng-iya kan kak, tp kayaknya gk mungkin deh org itu bohong hahahaha :P sorry pret

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Gadis : hahhaha sepertinya seperti itu, tapi kita masih kurang barang bukti sekarang, untuk membuktikan dia beneran makan dua porsi nasi goreng ayam di kedai itu dis, apa yang harus kita lakukan??? *Detective wanna be hhahaha

      Hapus
  3. waakakakakakakak! anjriiit ye!! napa jd komenin gw makan 2 piring ap gak! #tau gitu gw gak ngomong! hahaahahah......
    @ gadis : dis, u parah juga luh...kan kita sekamar lu tahu lah gw makan seberapa banyak.....pling bnyak 1/2 piringkan?? huhuhu....wkwkwkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. @prety : hahaha ngakak gue baca nya, ini salah lo juga pake nyebutin aib sendiri di blog gue, jadinya dibahas deh hahah

      @gadis : iya dis lo kan sekamar mestinya lo tau prety makannya cuma 1/2 doang, 1/2 magic jar heheheh *kaburrr* (peace)

      Hapus
    2. HAHAHAHHA I MISS THAT PLACE SO MUCH ,,, RIZAL TOO ...
      U LIKE SEEMS WITH ME , NOTHING WHEN FIRST MET MALAYSIA .
      HAHAHHAHAHAA I MISS HIM SO MUCH , MALAYSIA WE WILL COMEBACK HAHAHAHA

      Hapus
    3. @dewi : aha lo ada blog juga yah ternyata hehehe

      iya kangen juga sama beberapa orang disana ya dew. not mr.B ofcourse huehehhe

      sering-sering 'nyasar' ke blog ini yaaa hhehehhe

      Hapus

Here you are. Now is your time to say your opinion. Feel free for it.